Sayuran adalah komoditas yang dikonsumsi sehari-hari
oleh masyarakat sebagai sumber gizi. Namun dalam budidayanya petani memberikan
input produksi seperti pupuk dan pestisida yang terkadang berlebihan untuk menjamin
produksi dan kualitas sayuran yang dihasilkan. Sistem pertanian organik
didefinisikan kegiatan usahan tani secara menyerluruh sejak proses (prapanen)
sampai proses pengolahan hasil (pasca panen) yang bersifat ramah lingkungan dan
dikelola secara alami (tanpa penggunaan bahan kimia dan rekayasa genetika),
sehingga menghasilkan produk yang sehat dan bergzi (SNI No. 01-6729,2002).
Kelebihan dari sayuran organik kandungan mineral tinggi,rasa lebih renyah,
lebih manis, tahan disimpan dan residu kimia (pestisida dan pupuk kimia)nyang
dapat menyebabkan penyakit berbahaya seperti kanker, sedangkan kelemahannya
kemungkinannya penampilan produknya kurang menarik (berlubang) apabila dimakan
ulat.
Syarat utama : “Teknologi alami”
Untuk menghasilkan produk bermutu petani harus
melakukan budidaya yang mengacu pada prinsip GAP (Good agriculture pratices)
atau budidaya yang baik dan benar serta dilakukan secara konsisten.
Menggunakan Pupuk Organik
Pupuk organik yang berasal dari bahan organik seperti
kotoran dan urine ternak yang dapat dibuat pupuk kandang dan bahan organik cair
lainnya misalnya limbah dari tanaman seperti jerami dan sampah organik lainnya.
Pupuk organik digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah, menyediakan hara
mikro dan memperbaiki struktur tanah.
Pestisida Alami
• Tanpa Insektisida
Budidaya sayuran organik tidak menggunakan herbisida,
insektisida maupun fungisida kimia. Penggunaan pestisida nabati merupakan salah
satu pengendalian hama penyakit untuk sayuran organik. Tanaman sebagai pestisida
nabati yang bisa dimanfaatkan adalah yang aman dan ramah lingkungan. Pestisida
nabati : Nimba (Azadiracta indica), Tembakau (Nicatium tabacum), kucai (Allium
schonoesom), bawang putih (Allium sativum), abu bakaran kayu, Tuba
(Derriseleptica) temu-temuan, Kucai (Allium schonaoresum), cabai merah
(Capsicum annum), kemamngi (Ocium sanetu), biji srikaya (Anoma squamosa)
• Pola Tanam Berseling Untuk Memutus Mata Rantai Hama
Pola tanam berseling adalah dengan cara menanam jenis
sayuran yang berbeda untuk memutus mata rantai hama, karena pola tanam yang
terus menerus dengan tanaman yang sama merupakan inang bagi hama penyakit.
Pedoman Budidaya Sayuran Organik
Lokasi dan lahan harus disesuaikan dengan syarat
tumbuh tanaman sayuran yang akan diproduksi, misalnya pH (derajat
keasaman tanah), suhu, kelembaban. Lahan harus bebas cemaran limbah beracun dan
berbahaya serta sudah sesuai dengan peta pewilayahan komoditas yang diusahakan
agar untuk menjamin produktivitasdan mutu yang tinggi. Lakukan pencatatan terhadap
riwayat penggunaan lahan serta pemetaan lahan sebagai dasar perencanaan rotasi,
pembibitan dan penanaman. Kesuburan tanah untuk budidaya sayuran organik dapat
dilakukan dengan diversifikasi tanaman, rotasi dengan tanaman kacang-kacangan,
pemberian pupuk hijau, pupuk kandang. Persiaan lahan dilakukan tanpa praktek
tanpa pembakaran vegetasi. Persiapan lahan dilakukan tanpa menimbulkan erosi
permukaan tanah, Kelongsoran dan kerusakan sumbersdaya lahan. Lahan yang
digunakan datar sampai dengan kemiringan < 30% diikuti dengan upaya tindakan
konversi. Air yang digunakan untuk penyiraman harus tidak boleh tercemar bahan
kimia sintentis, limbah berbahaya, dan sumber cemaran lainnya, Tanaman yang
dibudidayakan disesuaikan dengan kondisi iklim, bervariasi untuk memjaga
keanekaragaman dan keberlanjutan pertanian organik.
Bercocok Tanam Sayuran Organik
Sayuran ditanam pada bedengan ukuran 1x10 m dan tinggi
20-30 cm, atau disesuaikan dengan ketersediaan lahan dan jenis sayuran yang
akan ditanam. Sekeliling bedengan ditanami rumput untuk mengurangi erosi dan
aliran permukaan sehingga kehilangan pupuk melalui aliran permukaan berkurang.
Pengaturan dan pemilihan jenis tanaman sesuai dengan musim tanam sangt
dianjurkan untuk mengurangi resiko kegagalan panen karena serangan hama dan
penyakit. Pemilihan tanaman legum yang sesuai untuk sistem tumpang sari atau
multikultur serta mengatur rotasi tanaman sayuran dengan tanaman legum dalam
setiap musim tanam dapat meningkatkan kadar nitrogen tanah dan mencegah
penyakit tanaman. Memberikan pupuk organik yang bervariasi seperti kombinasi
pupuk kandang dan pupuk hijau sangat dianjurkan sehingga semua unsur hara yang
dibutuhkan tanaman cukup tersedia.
Pembuatan Pestisida Alami
Tanaman yang dapat digunakan yang baunya menyengat, rasanya
pahit, asam. Bahan yang digunakan antara lain : empon-empon (jahe,lengkuas,
kencur,kunyit,temulawak,temu ireng, temu giring masing sebesar jempol tangan)
sereh 5 kg, bawang putih 5 ons, daun mindi/mimba 5 ons, brotowali 10 cm, dapat
ditambah dengan daun lain seperti daun sirsak, pepaya daun/buah mengkudu. Semua
daun dan bahan empon ditumbuk dan masukan kedalam wadah dan ditambahkan dengan
20 gr sabun colek, dan 20 liter air diaduk rata lalu disimpan dengan kondisi
wadah tertutup selama 24 jam. Sebelum diguanakn larutan diencerkan dengan 50
liter air. Pemberiaan pestisida alami disemprotkan pada sore hari menjelang
matahari terbenam.